Advertisement

Konflik Horizontal Pemilu 2024 Bakal Tak Sedahsyat Sebelumnya, Ini Alasan Pakar

Newswire
Minggu, 29 Oktober 2023 - 20:57 WIB
Arief Junianto
Konflik Horizontal Pemilu 2024 Bakal Tak Sedahsyat Sebelumnya, Ini Alasan Pakar Kampanye pemilu - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Pengajar Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Gadjah Mada (UGM), Riza Noer Arfani meyakini potensi konflik pada Pemilu 2024 relatif lebih kecil jika dibandingkan Pemilu 2014 dan 2019.

"Polarisasi yang ekstrem hampir tidak ada. Apalagi pada pemilu legislatif, relatif tidak menghasilkan konflik di level akar rumput," ujar Riza Noer Arfani, Minggu (29/10/2023).

Advertisement

Kendati suasana politik mulai memanas, dia menilai polarisasi serta konflik horisontal maupun vertikal pada Pemilu 2024 kemungkinan besar tidak akan sedahsyat dua pemilu sebelumnya.

Kecilnya potensi konflik, menurut dia, antara lain disebabkan semakin meningkatnya literasi masyarakat terhadap teknologi dan media digital sehingga lebih bisa memilah informasi yang mereka peroleh melalui media sosial.

Berbeda dengan pemilu sebelumnya, menurut dia, euforia masyarakat terhadap digitalisasi saat ini sudah cukup stabil.

Senada, dosen Departemen Politik dan Pemerintahan UGM, Abdul Gaffar Karim mengatakan pada Pemilu 2014 dan 2019, pertarungan dukungan dan polarisasi mulai tampak memanas jauh hari sebelum pemilu berlangsung. "Sekarang tidak seperti itu. Jadi mungkin akan lebih tenang dibandingkan 2014," ucap dia.

BACA JUGA: Peran Besar Generasi Z dalam Pemilu 2024

Gaffar mengakui munculnya isu politik dinasti dan berbagai isu lainnya membuat sorotan publik terhadap negara cukup kuat.

Namun demikian, dia memandang potensi konflik vertikal antara negara dengan masyarakat pun relatif kecil, terutama jika melihat gejala yang terjadi beberapa tahun belakangan.

Menurut dia, minimnya konflik memang perlu disyukuri, namun alasan di baliknya cukup miris karena masyarakat tidak terkonsolidasi dengan baik.

"Negara sangat terkonsolidasi, sementara masyarakat tidak terkonsolidasi. Ada konflik kecil di ranah elite tetapi mereka selalu cepat menemukan cara untuk rekonsiliasi dan dengan cepat menegosiasi," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

19% Lahan di Jateng Belum Bersertifikat, Pemprov dan Kementerian ATR/BPN Siap Kolaborasi Sertifikasi Tanah Tak Bertuan

News
| Jum'at, 18 April 2025, 00:27 WIB

Advertisement

alt

Hidup dalam Dunia Kartun Ala Ibarbo Fun Town

Wisata
| Sabtu, 12 April 2025, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement