Advertisement
Unggul Versi Quick Count, Kemenangan Prabowo Disorot Media Asing dengan Sebutan Kontroversial

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto disorot oleh Media Asing dengan menyebut sebagai pertanda ‘era ketidakpastian baru bagi demokrasi Indonesia dan menggarisbawahi beberapa yang kontroversial dari kemenangannya.
Time, misalnya, pada Kamis (14/2/2024) menyoroti Prabowo Subianto, dengan menyebutnya ‘mantan jenderal yang pernah dilarang memasuki Amerika Serikat (AS) atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia’ yang akan menjadi Presiden Indonesia berikutnya.
Advertisement
BACA JUGA : Prabowo-Gibran Unggul Di Kompleks Polisi Dan Lapas Wirogunan
Time menuturkan bahwa hal ini juga menjadi pertanda era ketidakpastian baru, bagi demokrasi Indonesia yang masih baru. Prabowo juga dijelaskan sebagai sosok yang terkenal sebagai panglima militer pada masa pemerintahan mantan Presiden Soeharto yang memerintah dari 1967 hingga 1998.
Disebutkan pula bahwa di bawah rezim represif Soeharto, Prabowo adalah salah satu pemimpin yang otoriter. Dilaporkan juga bahwa kesuksesan calon presiden nomor urut dua tersebut diwarnai dengan kontroversi, dengan Gibran sebagai calon wakil, yang baru disetujui setelah adanya keputusan kontroversial dari Mahkamah Konstitusi (MK) yang dipimpin oleh saudara ipar Jokowi yang kini sudah diberhentikan.
Time juga menuturkan bahwa Pilpres 2024 sebagian besar dilihat sebagai ‘referendum mengenai warisan Jokowi’ meskipun tidak secara resmi mendukung kandidat manapun. Berikutnya, tuduhan yang meningkat dalam beberapa minggu terakhir yang tak terbukti dituturkan, mengenai kecurangan pemilu yang didukung oleh Jokowi dan menguntungkan kubu Prabowo. Media tersebut juga menyebutkan soal Dokumenter Dirty Vote.
BACA JUGA : Hasil Hitung Cepat Indikator Prabowo-Gibran Raih 57,81% Suara
Selain itu para ahli juga mengatakan kepada Time bahwa meskipun terpilihnya Jokowi selama 10 tahun dipuji sebagai kemenangan demokrasi di Indonesia, tetapi bangkitnya Prabowo bertepatan dengan anjloknya kepercayaan publik terhadap sistem politik di Indonesia.
Dosen senior politik Indonesia di Universitas Murdoch Australia, Ian Wilson, mengatakan bahwa sisi prosedural dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia selalu sangat baik dan selalu ada kepercayaan publik yang tinggi terhadap pemilu. “Akan Tetapi saat ini, banyak orang yang curiga terhadap proses ini dari semua sisi,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- 320 Ribu Pekerja DIY Berpotensi Terima BSU, Tahapan sampai Verifikasi dan Validasi
- Balai Dikmen Kulonprogo Siapkan Antisipasi Kecurangan SPMB SMA/SMK
- Masuk Masa Panen Raya Padi, Pemkab Gunungkidul Optimistis Surplus Beras Tahun Ini
- Ratusan Hektar Tanaman Jagung di Sleman Sudah Dipanen
- Prakiraan Cuaca di Jogja dan Sekitarnya Hari Ini 17 Juni 2025, Dominan Hujan Ringan
Advertisement
Advertisement