Advertisement

Pemilu 2024 Jadi Pertaruhan Kualitas Demokrasi, Pakar UGM: Gangguan Sedang Banyak

Newswire
Kamis, 08 Februari 2024 - 10:17 WIB
Maya Herawati
Pemilu 2024 Jadi Pertaruhan Kualitas Demokrasi, Pakar UGM: Gangguan Sedang Banyak Kampanye pemilu - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Proses pemungutan suara Pemilu 2024 saat ini menjadi pertaruhan terakhir mempertahankan kualitas demokrasi di Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Hal ini diungkapkan oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Wawan Mas'udi.

"Saya kira akan menjadi upaya terakhir mempertahankan kualitas demokrasi dan ini tentu menjadi catatan sangat tebal, problem-problem proses elektoral sekarang yang sedang kita lewati," ujar Wawan dalam diskusi "Pojok Bulaksumur" di Kampus UGM, Sleman, Rabu (8/2/2024).

Advertisement

Sebagai pertaruhan terakhir untuk mempertahankan kualitas demokrasi, menurut dia, proses pemungutan dan penghitungan suara pada 14 Februari 2024 harus benar-benar dipastikan bersih, transparan, dan akuntabel.

Hal tersebut ditekankan Wawan mengingat dalam rangkaian proses Pemilu 2024 telah muncul kasus pelanggaran etika oleh Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman disusul Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari.

"Kalau sampai itu (pelanggaran) terjadi lagi mekanisme-mekanisme yang mengarah atau praktik-praktik yang mengarah kepada kecurangan, berat kita untuk bisa mengklaim sebagai negara dengan ukuran-ukuran demokrasi meskipun itu standar," kata salah satu panelis debat pertama Pilpres 2024 ini.

BACA JUGA: Proyek Tol Jogja-Solo Bergejolak: Warga Bayen Purwomartani Tancapkan Spanduk Penolakan di 2 Makam

Sebagai negara demokrasi terbesar pada urutan ketiga di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan India, menurut Wawan, Indonesia harus memberikan contoh dengan menghadirkan pemilu yang kredibel.

Apalagi, kata dia, Indonesia saat ini adalah satu-satunya negara yang berdiri kokoh sebagai negara demokrasi di Asia Tenggara.

"Ini gangguannya sedang banyak-banyaknya ini. Kalau pemilunya ini kacau balau sudah enggak ada negara demokratis di Asia Tenggara," ujar dia.

Wawan menuturkan Indonesia masuk dalam kategori negara demokratis lantaran masih menjalankan serta berpegang pada ukuran-ukuran demokrasi prosedural selama beberapa tahun terakhir.

"Nah, tentu ini kemudian ada pertanyaan seberapa kuat kualitas demokrasi yang kita punya," ucap dia.

Ukuran paling dasar untuk sebuah negara demokrasi, kata Wawan, yang pertama pemilu dipastikan berjalan rutin, berlangsung secara fair sehingga menghasilkan pemerintahan yang memiliki legitimasi.

"Itu tahap pertama. Kemudian tahap kedua baru mikir pemerintah yang terbentuk secara 'legitimate' ini kemudian bisa men-deliver ukuran-ukuran kesejahteraan, perlindungan hak asasi manusia, serta pengembangan ekonomi. Ini baru disebut berkualitas," tutur Wawan Mas'udi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Elon Musk: PLTS Jadi Solusi Atasi Krisis Air Global

News
| Senin, 20 Mei 2024, 12:47 WIB

Advertisement

alt

Lokasi Kolam Air Panas di Jogja, Cocok untuk Meredakan Lelah

Wisata
| Senin, 20 Mei 2024, 07:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement