Advertisement
Elit Politik Diminta Utamakan Keutuhan Bangsa dalam Pemilu 2024

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Bagas Puji Laksono meminta para elit politik untuk mengutamakan keutuhan bangsa dan negara dalam Pemilu 2024 ini.
Menurutnya, Pemilu baik Pilpres maupun Pileg merupakan sarana untu melanjutkan kepemimpinan nasional yang alamiah setiap lima tahun sekali sehingga tidak ada alasan untuk saling benci dan memusuhi.
Advertisement
"Yang paling utama adalah keutuhan bangsa dan negara. Ketertiban di masyarakat, kenyamanan semua warga dalam menyelenggarakan Pileg yang Pilpres. Tidak ada alasan untuk pecah sesama anak bangsa hanya gara-gara Pileg dan Pilpres," tegasnya, melalui siaran tertulisnya, Sabtu (27/1/2024).
Bagas menilai mendekati hari H pencoblosan Pemilu 2024 pada tanggal 14 Februari mendatang, gejala fragmentasi masyarakat karena perbedaan dukungan paslon Capres/Cawapres semakin menguat. Perbedaan dan saling serang opini juga terjadi di media sosial yang sudah tidak terbatas ruang dan waktu. Ini menjadi potensi perpecahan yang mengarah konflik sesama anak bangsa.
Bagas mengungkapkan bahwa Pilpres Pileg adalah sarana untuk meneruskan kepemimpinan nasional dan ujungnya adalah keutuhan bangsa dan negara, dalam hal ini dirinya mengingatkan pada semua elemen bangsa untuk mengendalikan diri bahwa utamanya dari semua proses ini adalah keutuhan bangsa dan negara.
BACA JUGA: Mahasiswa Jogja Kritisi Kondisi Demokrasi di Indonesia yang Tidak Baik-baik Saja
BACA JUGA: Pemilu 2024, Haedar Nashir: Tidak Perlu Mengonfrontasikan Nasionalisme dan Agama
"Pemilu damai, Kamtibmas kondusif, tidak ada konflik serius di akar rumput, itu harus diupayakan oleh semua pihak bukan hanya para elit politik tapi juga budayawan, seniman, akademisi, semua harus bersatu padu dengan sebuah kesadaran bahwa Pilpres dan Pileg hanya sarana untuk melanjutkan kepemimpinan nasional," ujarnya.
Ia kembali menegaskan bahwa semua pihak termasuk elit politik di Jakarta untuk sadar bahwa Pileg dan Pilpres itu tidak ada istimewanya karena hanya meneruskan kepemimpinan nasional dan itu adalah proses demokrasi yang natural dan harus terus terjadi.
"Jangan muncul hal-hal yang kontraproduktif termasuk pemakzulan presiden, ini sangat kontraproduktif bagi keutuhan bangsa dan negara, bisa-bisa mengganggu jalannya Pileg dan Pilpres, biarkan Presiden Jokowi selesai di akhir masa jabatannya kemudian berganti secara alamiah dari pemenang Pilpres 2024,"ungkapnya.
"Sekali lagi, ketertiban di masyarakat, berlangsungnya proses ekonomi yang wajar tanpa halangan itu adalah hal lebih utama dibandingkan hiruk-pikuk Pilpres dan Pileg dalam sudut tertentu bisa sangat kontraproduktif, " tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KKB Papua Bantai Warga Sipil Pendulang Emas, 2 Jenazah Teridentifikasi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Reformasi Kalurahan, Kebijakan Strategis Pemangku Pemerintahan DIY
- Penurunan Kunjungan Saat Libur Lebaran 2025, Ini Komentar Bupati Gunungkidul Endah Subekti
- Siap-Siap! Dikpora Kota Jogja Bakal Buka Kelas Khusus Olahraga di SMPN 13 Jogja
- Laka Laut Meningkat, BPBD Bantul Rancang Aturan Wisatawan Wajib Pakai Pelampung
- Dispar Bantul Catat Pendapatan Sektor Pariwisata Capai Rp2,15 Miliar Selama Libur Lebaran 2025
Advertisement