Advertisement

Greenflation, Bukti Kepedulian Gibran pada Isu Lingkungan secara Menyeluruh

Media Digital
Rabu, 24 Januari 2024 - 23:07 WIB
Mediani Dyah Natalia
Greenflation, Bukti Kepedulian Gibran pada Isu Lingkungan secara Menyeluruh Capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) tiba di lokasi Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.Antara Foto - M Risyal Hidayat

Advertisement

JOGJA—Calon wakil presiden (cawapres) nomor dua, Gibran Rakabuming Raka memperhatikan isu lingkungan secara detail. Termasuk memperhitungkan dampaknya di masa depan, yakni green inflation (greenflation).

Dalam Debat Cawapres 2024 yang digelar Minggu (21/1/2024), Gibran sempat menyinggung isu green inflation. Menurut Gibran, greenflation atau inflasi hijau harus mendapat perhatian pemerintah mendatang saat menerapkan ekonomi hijau hingga saat menjadi raja energi hijau dunia.

Advertisement

Greenflation adalah kenaikan harga barang-barang ramah lingkungan sebagai akibat penerapan ekonomi hijau. Inflasi ini dapat terjadi karena dua hal. Pertama, kenaikan harga terjadi lantaran perusahaan mengeluarkan anggaran lebih untuk melakukan transisi energi mengingat biaya penggunaan energi hijau dianggap masih lebih mahal dibandingkan fosil. Karena belum diberlakukan secara massif di berbagai negara, otomatis biayanya sangat tinggi. Kedua, laiknya inflasi secara umum, situasi ini dapat terjadi karena tingginya permintaan terhadap bahan baku tetapi pasokan tak mencukupi sehingga harganya melonjak dan memengaruhi kenaikan harga yang lain.

"Yang namanya greenflation atau inflasi hijau itu ya kita kasih contohnya demo rompi kuning di Prancis, bahaya sekali. Sudah makan korban. Ini harus kita antisipasi jangan sampai terjadi di Indonesia, intinya transisi menuju energi hijau itu harus super hati-hati," kata Gibran.

Greenflation di Prancis terjadi pada akhir 2018. Kala itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menaikkan pajak bahan bakar sebagai imbas membiayai pengembangan energi bersih untuk mengurangi emisi karbon. Singkat cerita, terjadilah demonstrasi besar-besaran. Sekitar 58.600 orang turun ke jalanan Prancis untuk melakukan aksi protes menggunakan rompi warna kuning neon. Warna ini dipilih untuk menggambarkan situasi kala itu. Pasalnya, berdasarkan undang-undang di Prancis setiap pengendara wajib memiliki rompi kuning neon di kendaraan mereka. Jaket ini wajib dikenakan oleh para pengendara jika terjadi situasi darurat. Hal ini kemudian menjadi simbol betapa daruratnya kondisi Prancis saat itu.

Masyarakat menyatakan kenaikan harga bahan bakar pada 2018 tidak proporsional lantaran berujung pada naiknya biaya hidup sebagian besar orang. Utamanya pada masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya yang tinggal di perdesaan.

Demonstrasi besar ini mengakibatkan lumpuhnya berbagai sektor ekonomi di Prancis selama beberapa hari. Bahkan, keriuhan saat aksi mengakibatkan 11 orang meninggal dunia dan ribuan luka-luka. Korban adalah demonstran dan polisi.

Belajar dari Prancis

Indonesia berambisi untuk mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Dengan demikian, kita masih membutuhkan waktu sekitar 36 tahun lagi atau kurang dari itu. Pemerintah Indonesia pun tengah mengupayakan berbagai kebijakan untuk mempercepat situasi itu.

Gibran optimistis Indonesia dapat menjawab tantangan tersebut. Bahkan, bangsa ini dapat menjadi raja energi hijau dunia. “Suatu saat nanti, saya berkeyakinan Indonesia jadi raja energi hijau dunia dengan mengembangan biodiesel, bioavtur dari sawit, bioetanol dari tebu sekaligus kemandirian gula,” katanya saat Debat Capres-Cawapres 2024 di Jakarta Convention Center, Jumat (22/12/2023).

Di Indonesia, greenflation memang masih jauh terjadi. Apalagi sampai saat ini pemerintah masih mempersiapkan infrastruktur penunjang hingga kebijakan yang memayungi. Namun, menurut Gibran, isu ini seharusnya dipertimbangkan secara menyeluruh untuk mengurangi dampak negatif.

 “Bahaya sekali, sudah memakan korban, nah ini harus kita antisipasi jangan sampai terjadi di Indonesia. Kita belajar dari negara maju. Negara maju saja masih ada tantangan-tantangannya. Intinya transisi menuju energi hijau harus super hati-hati,” kata Gibran, Minggu (21/1/2024).

Wakil Komandan Golf TKN Prabowo-Gibran, Supriyanto menilai isu greenflation menjadi persoalan serius bagi Indonesia di masa transisi. Sebab itu, menurutnya, perlu adanya regulasi pemerintah untuk mengantisipasi kebijakan transisi ekonomi hijau ramah lingkungan, agar tidak menimbulkan green inflation pada kenaikan harga dan gejolak sosial.

"Kenaikan harga terjadi lantaran perusahaan mengeluarkan anggaran lebih untuk melakukan transisi energi mengingat biaya penggunaan energi hijau dianggap masih lebih mahal dibandingkan fosil," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (22/1/2024).

Menurutnya, hal itu dapat dilihat pada sektor kelistrikan nasional terkait tuntutan pengurangan emisi karbon pada PLTU. Dia menyebut sesuai tuntutan global, mengurangi emisi karbon, PLN pun wajib melakukan co-firing dari energi fosil ke biomassa secara bertahap. Masalahnya, kata dia, harga biomassa lebih tinggi dari harga batubara dan produksinya belum sebanyak batubara, sehingga secara bisnis bagi PLN biaya produksinya lebih tinggi.

"Maka dibutuhkan regulasi pemerintah untuk menjaga keseimbangan ekonomi agar PLN tidak merugi tetapi harga listrik tidak membebani pelaku usaha dan rakyat. Pertanyaan Gibran saat Debat Cawapres mengenai greenflation sangat penting untuk dijawab, karena publik ingin mengetahui solusi mengatasi dan mengantisipasi gejolak di dalam negeri akibat kenaikan biaya-biaya produksi sektor energi ramah lingkungan," ungkap dia. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gunung Ibu Pulau Halmahera Meletus, Abu Vulkanik Setinggi 3,5 Kilometer

News
| Minggu, 28 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement