Advertisement
Gibran Jadi Cawapres, Pasar Modal Merespons Positif, Berikut Penjelasan Logisnya
Advertisement
JOGJA—Kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi)selama 10 tahun terakhir dinilai mampu memberikan kepastian ekonomi sehingga menjaga stabilitas indeks harga saham gabungan (IHSG). Majunya putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk melanjutkan dan menyempurnakan kebijakan pemerintah sebelumnya diprediksi mampu menjaga kondusivitas sehingga membuat stabilitas IHSG.
Begitu Ketua Umum Gerindra sekaligus bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto mengumumkan Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal cawapres pada Minggu (22/10/2023) malam, IHSG pada Senin (23/10/2024) pagi sempat mengalami penurunan 1,57% ke level 6.738,58 poin. Mata uang rupiah (IDR) juga mendekati level psikologis baru di Rp16.000/US$ atau menurun 0,45%. Namun hal ini tidak serta merta, pasar memiliki sentiment negatif terhadap pencalonan Gibran.
Advertisement
Terbukti, hanya dalam waktu tiga hari, IHSG kembali menguat ke level 6.859 pada Rabu (25/10/2023) pagi. Indeks saham menguat 53 poin atau 0,78% dari perdagangan sebelumnya. Tercatat, investor melakukan transaksi Rp5,18 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 10,86 miliar saham.
Situasi global masih mendominasi sehingga membuat IHSG naik turun. Misalnya saja, perkembangan konflik geopolitik di Timur Tengah, investor masih melakukan aksi wait and see. Mereka masih mencermati perkembangan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan kebijakan The Fed dalam suku bunganya.
Meski euforia demokrasi tidak mengintervensi bursa saham secara langsung, tetapi peristiwa ini mampu memengaruhi pengambilan keputusan para investor untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang. Pasar berharap pesta demokrasi dalam pemilihan capres dan cawapres serta anggota legislatif berjalan normal dan menciptakan stabilitas politik dan keamanan dalam negeri. Dengan kata lain, investor sebenarnya tidak menitikberatkan pada siapa yang akan menang, tetapi pelaksanaan pemilu damai, aman, tidak terjadi penolakan, pergolakan oleh masyarakat.
Justru, janji politik cawapres Gibran untuk melanjutkan dan menyempurnakan kebijakan Presiden Jokowi dapat memberikan respons positif pasar. Apalagi IHSG selama kepemimpinan Jokowi tumbuh konsisten rerata 5,23% sejak 2014-2023.
IHSG pada 2014 & 2018
Saat Presiden Jokowi dicalonkan sebagai capres PDI-Perjuangan pada 2014 dan 2018, IHSG melesat naik. Tercatat pada 12 Maret 2014, IHSG 3,23% pada penutupan perdagangan ke posisi 4.390,77. Indeks berada pada posisi tertinggi sejak 19 September 2013 atau enam bulan terakhir.Kenaikan IHSG sebesar 3,23% sehari juga merupakan yan tertinggi sejak 2 Januari 2014. Nilai tukar rupiah juga menguat tajam 0,26% ke posisi Rp11.350/US$1.
Pada periode kedua, IHSG kembali menyambut positif Jokowi saat dicalonkan kembali untuk periode kedua pada 23 Februari 2018. IHSG pada hari tersebut ditutup menguat 0,41% ke 6619,80. Adapun sebelumnya, selama tiga hari berturut-turut sempat melemah.Nilai tukar rupiah terus menguat 0,11% ke Rp13.665/US$1. Rupiah menguat setelah melemah sepekan sebelumnya.(***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- 70 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Jogja, Dinkes: Tidak Perlu Panik
- Komplotan Spesialis Pengganjal ATM di Gerai Ritel Modern Ditangkap Polresta Jogja
- Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!
- Tarik Kunjungan Wisatawan ke Kotabaru, Pemkot Jogja Menggelar Kotabaru Ceria, Catat Tanggalnya
- Peringatan HKB DIY 2024, Sukarelawan dan ASN Ikut Aksi Donor Darah
Advertisement
Advertisement