Advertisement

Gibran Ingin Kuatkan Ekonomi Islam Indonesia hingga Kancah Global

Media Digital
Rabu, 03 Januari 2024 - 07:27 WIB
Mediani Dyah Natalia
Gibran Ingin Kuatkan Ekonomi Islam Indonesia hingga Kancah Global Cawapres Gibran Rakabumi Raka.Antara

Advertisement

JOGJA—Dalam setiap kesempatan, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka selalu menekankan pentingnya menguatkan ekonomi islam. Baik di tingkat kecil, daerah, nasional hingga global.

Penekanan ekonomi islam bukan berarti menempatkan Indonesia sebagai negara islam. Hal ini sesuai dengan delapan misi Asta Cita yang pertama dan kedelapan, pasangan calon nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menekankan untuk memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM) serta memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat adil makmur.

Advertisement

Namun cawapres Gibran selalu menekankan pentingnya ekonomi islam dalam berbagai kesempatan, karena Indonesia memiliki peluang besar mengembangkan hal tersebut. Apalagi berdasarkan laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) yang bertajuk The Muslim 500: The World's 500 Most Influential Muslims 2024, Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia, yakni 240,62 juta.

Dalam Debat Cawapres pada 22 Desember 2023, Gibran juga sempat menyinggung soal State of the Global Islamic Economy Report (SGIER). Per 26 Desember 2023, Indonesia berada pada peringkat ke-3 di dunia dalam perkembangan ekonomi halal. Peringkat Indonesia secara global ini naik dari posisi ke-4 pada tahun lalu.

Dikutip dari dinarstandard, Selasa (26/12/2023) nilai belanja produk halal pada tahun lalu mencapai US$2,29 triliun. Belanja produk halal ini mencakup makanan, obat-obatan, kosmetik, fesyen, pariwisata, hingga media. Jumlah ini naik 9,5% secara tahunan.

Disebutkan hingga akhir 2021, aset keuangan syariah di seluruh dunia telah mencapai US$3,96 triliun. Jumlah ini diperkirakan akan melonjak menjadi US$5,96 triliun dalam tiga tahun ke depan. Dalam survei SGIER 2023, terdapt 81 negara yang dijadikan objek penelitian. Malaysia kembali menjadi peringkat pertama dan mempertahankan posisi teratas tersebut selama 10 tahun berturut-turut.

Di belakangnya terdapat Arab Saudi, Indonesia, dan UEA. Selanjutnya Bahrain kembali masuk lima besar untuk pertama kalinya sejak 2019/2020.

Dalam periode ini, Afrika Selatan masuk 15 negara teratas untuk pertama kalinya. Perolehan terbesar dalam 15 besar dicapai oleh Iran, Qatar, Pakistan, dan Afrika Selatan. Sedangkan investasi untuk sektor ekonomi yang relevan dengan ekonomi Islam selama periode penelitian ini mencapai US$25,9 miliar atau sekitar Rp399,55 triliun. "Jumlah investasi ini melonjak 128% dibandingkan tahun sebelumnya," dikutip dari Dinarstandard, sebuah firma investasi berbasis di AS Dalam investasi jumbo itu, 55% investasi dikucurkan untuk kategori keuangan Islam, sementara media menarik 19,2%, pariwisata 13,1%, dan makanan halal 8,5%.

Disebutkan juga impor produk halal oleh negara-negara anggota OKI diperkirakan akan tumbuh sebesar 7,6% CAGR menjadi US$492 miliar pada 2027 Rafi-uddin Shikoh, CEO dan Managing Director DinarStandard mengatakan laporan SGIE 2023/2024 telah berkembang menjadi titik referensi global untuk mengevaluasi perkembangan tahunan Ekonomi Islam secara global di tujuh sektor yang dicakup. sambil menyoroti bidang-bidang pengembangan yang potensial. "Selama dekade terakhir, Laporan ini telah menjangkau lebih dari 101.000 pembaca di 85 negara. Belanja umat Islam telah meningkat dari US$1,62 triliun pada tahun 2012 menjadi US$2,29 triliun pada satu dekade kemudian,” katanya.

Pusat Gravitasi Ekonomi Syariah

Hal ini senada dengan ambisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi syariah dan industri halal dunia. Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan pengarahan dalam Peringatan Hari Santri Nasional dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah, Jumat (22/10/2021). "Indonesia harus menjadi pusat gravitasi ekonomi syariah dunia," tegas Jokowi di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Menjawab hal ini, cawapres Gibran saat mengunjungi Sragen, Jawa Tengah, Desember lalu. Menurut cawapres Gibran di era revolusi industri 5.0 maka santrinya harus paham pemasaran daring, perbankan syariah, paham pertanian dan perikanan dengan menggunakan menggunakan AI, coding atau programming.

“Jadi kami pengin santri-santri bisa menjawab tantangan zaman itu dengan baik. Santri ngerti bagaimana menggunakan sosial media. Saya yakin, yang namanya santri itu pinter ngaji dan dakwah. Kami pengin punya santri yang benar-benar ngerti marketing online, perbankan syariah, ngerti pertanian atau perikanan yang menggunakan AI,” kata Gibran saat mengunjungi kediaman Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sragen K.H. Sriyanto di Dukuh Babadan, Desa Wonorejo, Kedawung, Sragen, Jawa Tengah, Jumat (1/12/2023).(***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bea Cukai Banyak Masalah, Presiden Jokowi Akan Gelar Rapat Evaluasi Kinerja

News
| Selasa, 14 Mei 2024, 13:17 WIB

Advertisement

alt

Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta

Wisata
| Senin, 13 Mei 2024, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement