Advertisement

Promo Desember

Makna Baju Adat Suku Rote NTT yang Dipakai Ganjar saat Debat Cawapres

Restu Wahyuning Asih
Sabtu, 23 Desember 2023 - 21:07 WIB
Mediani Dyah Natalia
Makna Baju Adat Suku Rote NTT yang Dipakai Ganjar saat Debat Cawapres Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo (kiri) mengenakan pakaian adat khas Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Mahfud MD (kanan) berbaju daerah Madura saat Debat Cawapres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (22/12/2023). - Tangkapan Layar Debat Cawapres 2024

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo mengenakan pakaian adat khas Nusa Tenggara Timur (NTT) saat Debat Cawapres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (22/12/2023).

Ganjar yang tiba di lokasi pada Jumat (22/12/2023) pukul 18.50 WIB, terlihat mengenakan baju adat Suku Rote. Baju adat yang dipakai Ganjar itu menjadi perhatian netizen karena sangat unik. Suku Rote memang identik dengan penggunaan topi runcing yang terbuat dari daun lontar.

Advertisement

Baca Juga

Ganjar Janjikan 17 Juta Lapangan Pekerjaan Baru, Ini Kata Pengamat Ekonomi

Jadi Tuntutan Masyarakat, Ganjar Ingin RUU Perampasan Aset Segera Disahkan

Soal Temuan Transaksi Janggal saat Kampanye, Ganjar Sebut Perlu Di-Clearence

Topi runcing mirip itu dinamakan Ti’i Langga. Ti’i Langga bentuknya mirip seperti topi Sombrero yang dipakai oleh masyarakat Meksiko. Ti'i Langga ini merupakan topi yang menjadi simbol kebanggaan dan kepercayaan diri pria Suku Rote. Topi tersebut dibuat dari daun lontar yang dikeringkan, yang memiliki sifat makin lama makin kering.

Ti'i Langga juga akan berubah warna dari kekuningan menjadi makin cokelat. Uniknya, bagian runcing topi akan cenderung miring seiring berjalannya waktu. Selain topi, pakaian adat Suku Rote biasanya identik dengan kemeja putih lengan panjang dan ditambah sarung tenun ikat berwarna gelap. Sarung tenun tersebut dipakai di bagian bawah dan juga disampirkan di dada. Melansir dari Gramedia Blog, pakaian adat suku Rote mulanya terbuat dari serat-serat pohon. Namun seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat suku Rote mengganti bahan pakaian mereka dengan kain kapas. Kain kapas tersebut diambil dari hasil lahan sekitar rumah para penduduk suku Rote. Kemudian mengutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), masyarakat Suku Rote ini juga biasa menambah aksesoris berupa ikat pinggang dari perak maupun emas. Ciri khas yang paling mencolok dari baju adat ini adalah kain tenun yang dipakai memiliki motif tersendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Wacana Perampasan Aset Tanpa Pemidanaan, Hardjuno Wiwoho: Langkah Revolusioner Pemberantasan Korupsi

News
| Kamis, 12 Desember 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku

Wisata
| Selasa, 10 Desember 2024, 17:38 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement