Advertisement

Mengenal Prabowo Subianto, Capres Tertua yang Berpasangan dengan Kontestan Termuda Pilpres 2024

Newswire
Rabu, 25 Oktober 2023 - 18:17 WIB
Arief Junianto
Mengenal Prabowo Subianto, Capres Tertua yang Berpasangan dengan Kontestan Termuda Pilpres 2024 Prabowo Subianto / Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Prabowo Subianto resmi menjadi calon presiden (capres) Indonesia 2024-2029 setelah mendaftarkan diri di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa (25/10/2023).

Pendaftaran tersebut membuat Prabowo tercatat lima kali mengikuti perhelatan akbar Pemilihan Presiden (Pilpres).

Advertisement

Prabowo akan berlaga pada Pilpres 2024 berpasangan dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres).

Duet ini terbilang unik karena memasangkan Prabowo sebagai bacapres tertua dengan usia 72 tahun dan Gibran sebagai bacawapres termuda yang berusia 36 tahun.

Hal unik lainnya adalah pasangan Prabowo adalah putra Presiden Republik Indonesia saat ini, Joko Widodo (Jokowi), yang notabene merupakan mantan rivalnya dalam dua kontestasi pilpres sebelumnya.

Untuk memperkuat kansnya memenangi Pilpres 2024, Prabowo membentuk koalisi partai politik yang diberi nama Koalisi Indonesia Maju (KIM) beranggotakan Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Garuda, Partai Gelora Indonesia, dan satu partai lokal yaitu Partai Aceh.

Riwayat hidup

Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo atau yang dikenal luas oleh masyarakat sebagai Prabowo Subianto adalah politikus, pengusaha, dan eks perwira tinggi militer Indonesia. Ia lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951.

Masa kecil Prabowo sebagai putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo banyak dilewatkan di luar negeri bersama orang tuanya. Pengalaman ini membuat Prabowo fasih berbahasa Indonesia, Prancis, Jerman, Inggris, dan Belanda.

Dia merupakan anak ketiga dan putra pertama dari Soemitro Djojohadikusumo yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah, dan Dora Marie Sigar, yang lebih dikenal sebagai Dora Soemitro yaitu seorang wanita berdarah Minahasa yang berasal dari keluarga Maengkom di Langowan, Sulawesi Utara.

Ayahnya merupakan seorang pakar ekonomi dan politikus Partai Sosialis Indonesia yang pada saat itu baru saja selesai menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Natsir.

Pada April 1952, tidak lama setelah kelahiran Prabowo, Soemitro diangkat kembali sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Wilopo.

Prabowo memiliki dua kakak perempuan, Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati, serta adik laki-laki, Hashim Djojohadikusumo.

Prabowo merupakan cucu dari Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua pertama Dewan Pertimbangan Agung.

Namanya diambil dari pamannya, Kapten Soebianto Djojohadikoesoemo, seorang perwira Tentara Keamanan Rakyat yang gugur pada Pertempuran Lengkong pada Januari 1946 di Tangerang.

BACA JUGA: Relawan Terbitkan 'Mandat Jogja' Dukungan untuk Prabowo-Gibran

Prabowo banyak menghabiskan masa kecilnya di luar negeri, terutama setelah keterlibatan ayahnya menentang pemerintah Presiden Soekarno di dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Sumatera Barat.

Prabowo menyelesaikan pendidikan menengahnya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia, Zurich International School di Zurich, Swiss, dan The American School di London, Inggris.

Setelah Soekarno lengser dan Soeharto berkuasa, keluarga Soemitro kembali ke Indonesia, dan Prabowo masuk ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) di Magelang, Jawa Tengah.

Karier militer

Prabowo mengawali karier militernya di TNI Angkatan Darat pada 1974 sebagai seorang Letnan Dua setelah lulus dari Akabri Darat di Magelang.

Setelah lulus dari Akabri di Magelang pada tahun 1974 sebagai seorang letnan dua, ia menjadi salah satu komandan operasi termuda dalam sejarah Angkatan Darat saat memimpin operasi Tim Nanggala di Timor Timur.

Kariernya melejit setelah menjabat sebagai Wakil Komandan Detasemen Penanggulangan Teror di Komando Pasukan Khusus pada 1983.

Pada 1996, Prabowo diangkat sebagai sebagai Komandan Jenderal pada pasukan elite Angkatan Darat tersebut. Saat menjabat, ia memimpin operasi pembebasan sandera di Mapenduma.

Setelah diberhentikan dari dinas militer pada 1998, Prabowo menghabiskan banyak waktu di Yordania dan di beberapa negara Eropa.

Sekembalinya ke Indonesia, ia menekuni dunia bisnis, mengikuti jejak adiknya Hashim Djojohadikusumo yang merupakan seorang konglomerat. Bisnis Prabowo meliputi sedikitnya 27 perusahaan yang bergerak pada sektor-sektor yang berbeda.

Perjalanan politik

Prabowo memulai kembali karier politiknya dengan mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvensi Capres Golkar 2004. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan. Ia kalah suara dari Wiranto.

Prabowo, bersama Hashim Djojohadikusumo, mantan aktivis mahasiswa Fadli Zon dan mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Bidang Penggalangan Muchdi Purwoprandjono serta sederetan nama lainnya, mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya atau Partai Gerindra pada 6 Februari 2008.

Prabowo kemudian menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

Pada Pemilu 2009, Partai Gerindra berhasil meraih 4.646.406 suara (4,46%) dan menempatkan 26 orang wakilnya di DPR RI pada Pemilu 2009.

Selanjutnya pada Pemilihan Umum 2014, Partai Gerindra meraih 14.760.371 suara (11,81%) dan menempatkan 73 orang wakilnya di DPR RI pada Pemilu 2014.

Perolehan suara Partai Gerindra pada Pemilu 2014 membuatnya jadi partai ketiga terbesar di Indonesia setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golongan Karya.

Kemudian pada Pemilu 2019, Partai Gerindra meraih 17.594.839 suara (12,57%) dan menempatkan 78 orang wakilnya di DPR RI pada Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019.

Perolehan suara Partai Gerindra pada Pemilu 2019 membuatnya jadi partai kedua terbesar di Indonesia setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Jejak pilpres

Pada Pilpres 2009, Prabowo maju dalam kontestasi pertamanya dengan menjadi cawapres Megawati Soekarnoputri.

Meski demikian, pasangan Megawati-Prabowo kalah dari duet Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono pada Pilpres 2009.

Prabowo kemudian kembali maju sebagai calon presiden dalam Pilpres 2014 berpasangan dengan Hatta Rajasa. Namun, pilpres akhirnya dimenangi oleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Pantang putus asa, Prabowo Subianto kembali maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2019. Kali ini Prabowo berduet dengan pengusaha muda Sandiaga Uno.

Namun, perjalanan Prabowo menuju Istana Merdeka kembali kandas setelah kalah dari pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Kemudian dalam Pilpres kelimanya ini, Prabowo maju sebagai bacapres dengan menggandeng putra pertama Joko Widodo sebagai wakilnya, yakni Gibran Rakabuming Raka.

Hasil Pemilihan Presiden 2024 akan terungkap saat penghitungan suara pada 14-15 Maret 2023 dan rekapitulasi penghitungan suara pada 15 Februari-20 Maret 2024.

Momen itulah yang akan menjawab pertanyaan, apakah kegigihan Prabowo lewat pilpres yang kelimanya bakal berbuah manis sekaligus mengantarnya ke Istana Merdeka?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Didukung Koalisi Besar, RK-Suswono targetkan Menang Satu Putaran di Pilgub Jakarta

News
| Senin, 16 September 2024, 22:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement