Advertisement

Diskusi Pemilu 2024: Cak Imin Disebut Jadi Faktor Penentu Pilpres 2024

Sunartono
Senin, 05 Juni 2023 - 14:37 WIB
Sunartono
Diskusi Pemilu 2024: Cak Imin Disebut Jadi Faktor Penentu Pilpres 2024 Diskusi bertajuk Pemilu 2024: Tantangan Repolitisasi dan Menakar Kepemimpinan diselenggarakan Rumah Politik Kesejahteraan dengan Social Research Centre UGM di UC UGM, Senin (5/6/2023). - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dinilai menjadi salah satu faktor penentu dalam Pilpres 2024 mendatang. Hal itu disampaikan Founder dan CEO PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah dalam diskusi bertajuk Pemilu 2024: Tantangan Repolitisasi dan Menakar Kepemimpinan diselenggarakan Rumah Politik Kesejahteraan dengan Social Research Centre UGM di UC UGM, Senin (5/6/2023).

Eep mengklaim dari hasil Survei PolMark Research Center di 78 Dapil DPR RI se-Indonesia hasilnya elektabilitas Cak Imin mendekati 5% dan masuk dalam lima kandidat Pilpres 2024. Survei itu melibatkan 62.480 responden yang diambil dengan metode multistages random sampling, margin of error plus minus 0,4%.

Advertisement

BACA JUGA : Pemilu 2024 Bisa Dikemas Menjadi Daya Tarik Wisata Jogja

“Sigapnya Gus Imin dalam penggalangan elektoral di Jawa Timur ini sepertinya tak sia-sia. Gus Imin menjadi kandidat yang menonjol di provinsi yang sering disebut sebagai penentu akhir hasil Pilpres di Indonesia,” katanya.

“Jika Cak Imin memainkan langkah political marketing yang tepat dan layak, ia berpotensi menjadi penentu. Inilah yang Eep sebut sebagai faktor Cak Imin,” ujarnya.

Dari sisi Pileg 2024, berdasarkan data agregat 78 survei Dapil yang sama, lanjutnya, pada 2024 PKB berpotensi memperluas sebaran suaranya melanjutkan gejala Pileg 2019, memperbesar raihan suara di banyak Dapil, dan meningkatkan secara signifikan jumlah kursi DPR RI. “Ini yang kemudian sebut sebagai faktor PKB,” katanya.

Sosiolog UGM Arie Sujito dalam kesempatan yang sama menilai memilih pemimpin merupakan keputusan krusial yang tidak bisa dianggap remeh. Calon pemimpin seharusnya adalah mereka yang bisa mewujudkan ide dan gagasan untuk mengurai masalah bangsa, bukan sebaliknya justru melahirkan masalah bangsa. Dengan demikian dalam memimpin bukan hanya bertumpu pada popularitas semata.

“Maka perlu melakukan penyadaran kepada publik betapa strategisnya pemilu melalui proses repolitisasi, karena merepolitisasi demokrasi, mendorong agar politik difungsikan dengan benar,” katanya.

Peneliti Senior Dodi Ambardi sepakat bahwa Pemilu menjadi arena kontestasi calon pemimpin membangun dukungan dari masyarakat, sebagai penentu atas keterpilihan calon pemimpin. Ide dan gagasan setiap calon pemimpin menjadi nilai yang diadu dalam pemilu, bukan sekedar bertumpu pada popularitas tokoh semata.

Secara populer kualitas kepemimpinan sering diartikan sebagai kualitas kepribadian seorang pemimpin, seperti kadar kedisiplinan, kepintaran, kejujuran, dan sejenisnya. Hal-hal tersebut umum terjadi, namun hanya separuh saja mengungkap kualitas kepemimpinan.

“Yang terlewat soal kemampuan pemimpin melacak masalah pokok di Indonesia dan memberikan visi inspiratif yang bisa menggerakan publik. Inilah pentingnya pemimpin mampu mengajak Indonesia, bukan hanya bersibuk dengan basis sosialnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bus Terjun dari Jembatan kemudian Terbakar, 45 Orang Dilaporkan Tewas

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement