Advertisement
Partai Demokrat Merasa Diadu Domba dengan Anas Urbaningrum, Ketum PKN: Kenapa Sensi Sekali?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Dituduh mengadu domba Partai Demokrat dan Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Gede Pasek Suardika mengaku kebingungan.
Padahal, menurut loyalis Anas itu, pihak yang memulai perseteruan adalah pihak Demokrat. Dia berpendapat, sejak Anas akan bebas dari penjara, Demokrat langsung menyerang mantan ketua umum mereka itu.
Advertisement
“Kami malah heran dengan Demokrat kok sensi [sensitif] sekali dengan kebebasan AU [Anas Urbaningrum]. Dari menuduh lemak jahat oleh Herzaky [politisi Demokrat] lalu disuruh AU minta maaf dengan SBY dan lainnya. Siapa yang memulai?” ujar Pasek, Jumat (14/4/2023).
Dia merasa, tuduhan Demokrat soal adanya adu domba oleh PKN malah menunjukkan kepanikan mereka atas kebebasan Anas. Pasek menilai Anas tak ingin bermusuhan dengan siapa pun, termasuk Partai Demokrat. Meskipun begitu, lanjutnya, Anas diyakininya akan mengambil langkah tertentu untuk mencari keadilan dan akan berdampak pada Demokrat. “Karena memperjuangkan keadilan harus bertemu maka itu [permusuhan] sebagai konsekuensi,” ungkap Pasek.
BACA JUGA: Cikeas Gerah Paska Anas Urbaningrum Bebas?
Pasek menjelaskan bahwa Anas tak ada urusan langsung dengan Demokrat. Urusan utama Anas, lanjutnya, dengan pelaku konspirasi yang menyebabkan dirinya jadi tersangka gratifikasi Mobil Harrier terkait dengan kasus Hambalang.
Pasek menyinggung soal Kongres Luar Biasa pada 2013 yang melengserkan Anas sebagai ketua umum Partai Demokrat dan diganti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), selain juga Grup Permai milik Muhammad Nazaruddin. “[Padahal] dakwaan dan tuntutan soal Harrier dan Hambalang di putusan PK [peninjauan kembali] terbukti ditolak dan dinyatakan tidak ada,” tutup Pasek.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron merasa pihaknya sengaja diadu domba dengan Anas Urbaningrum, padahal kedua pihak dirasa tak punya masalah.
Dia mengatakan pihak yang coba mengadu domba adalah pecahan Demokrat kubu Moeldoko dan loyalis Anas di Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). Padahal, menurutnya, Anas tak ingin bermusuhan dengan Demokrat. "Mas Anas ini tidak menyampaikan apa pun, dan tentu kalau melihat situasinya ini hanya diadu domba saja, apakah itu oleh kubu PKN maupun kubu Moeldoko," ungkap Herman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (23/4/2023).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemerintah Indonesia Diminta Jadi Juru Damai Konflik India dan Pakistan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Belasan Peserta Seleksi PPPK Tahap II di Sleman Gugur Tanpa Lalui Seleksi Kompetensi
- Pria Paruh Baya Tersengat Listrik Saat Tengah Bekerja di Banguntapan Bantul
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
Advertisement