Advertisement
Tekan Hoaks di Pemilu 2024, Bawaslu Sleman Lakukan Tiga Langkah Ini...
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN — Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sleman bersiap menghadapi potensi hoaks pada Pemilu 2024 mendatang.
Anggota Bawaslu Kabupaten Sleman, Arjuna Al Ichsan Siregar mengatakan upaya pencegahan hoaks setidaknya dilakukan melalui tiga langkah.
Advertisement
Langkah pertama, melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya cek informasi sebelum share. Juga mendorong Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menggelar sosialisasi tentang hal teknis yang perlu diketahui masyarakat tentang kepemiluan.
"Tidak terkecuali juga terkait dengan hak pilih dan syarat memilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS)," ucapnya kepada Harianjogja.com, Minggu (12/2/2023).
Kedua, mengembangkan program pengawasan partisipatif di ruang digital. Menurutnya Bawaslu RI saat ini sudah mengembangkan layanan pengawasan digital melalui forum layanan online Jarimu Awasi Pemilu.
Bawaslu mengajak masyarakat Sleman untuk bergabung dalam program layanan ini, untuk mendapatkan informasi yang valid soal kepemiluan.
"[langkah ketiga] terus mengkampanyekan pentingnya cegah hoaks di ruang ruang digital, media luar ruang, dan forum-forum sosialisasi," jelasnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, berkaca pada Pemilu 2019 dan Pilkada, biasanya hoaks yang beredar terkait dengan teknis kepemiluan dan penggunaan hak pilih. Selain itu juga menyasar kandidat dalam dimensi kontestasi.
"Dengan ruang digital yang bebas, tentu tidak menutup kemungkinan berkembangnya hoaks dalam dimensi lainnya di setiap tahapan Pemilu," ucapnya.
Oleh karena itu, Bawaslu akan senantiasa mengawasi perkembangan kampanye di ruang digital. Serta membuka posko aduan yang dapat dimanfaatkan untuk melaporkan hoaks yang beredar ke Bawaslu dan jajarannya.
Sebelumnya Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa, Mujibur Rahman menggelar sosialisasi pengawasan partisipatif di MAN 1 Sleman. Dihadapan 80-an siswa-siswi dia mengajak agar lebih hati-hati dalam menyebarkan berita di media sosial.
Khususnya berita-berita terkait dengan Pemilu yang ternyata hoaks, ujaran kebencian, ujaran yang mengandung SARA, maupun kampanye hitam.
"Ada baiknya jika informasi yang di-share atau diunggah adalah informasi yang positif, bukan informasi yang justru menimbulkan pertikaian dan perpecahan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Lowongan Kerja: Kementerian PUPR Akan Buka 6.300 Formasi CPNS dan 19.900 PPPK, Ini Rinciannya
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Cuaca DIY Hari Ini Jumat 19 April 2024: Jogja, Sleman dan Gunungkidul Hujan Lebat Disertai Petir
- Kapolresta Jogja Klaim Angka Kejahatan Jalanan Dapat Ditekan Selama Libur Lebaran 2024
- Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem
- Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
Advertisement
Advertisement