Advertisement

Perangi Perubahan Iklim, Gibran Punya Jurus Andalan

Media Digital
Jum'at, 19 Januari 2024 - 13:17 WIB
Mediani Dyah Natalia
Perangi Perubahan Iklim, Gibran Punya Jurus Andalan Cawapres Gibran Rakabuming Raka, Antara/Galih Pradipta

Advertisement

JOGJA—Gibran Rakabuming Raka secara aktif terus melakukan gebrakan untuk menjaga lingkungan hidup sejak menjabat sebagai Wali Kota Solo. Hingga saat ini maju sebagai calon wakil presiden (cawapres), Gibran secara konsisten memerangi perubahan iklim dengan memilih mengembangkan potensi ekonomi ramah lingkungan yang punya dampak besar.

Saat Debat Cawapres 2024 yang digelar pada Jumat (22/12/2023), Gibran sempat menyinggung mengenai carbon capture storage (CCS). Isu ini dilontarkannya lantaran Gibran beserta pasangannya, calon presiden (capres) Prabowo Subianto memiliki perhatian besar pada energi hijau.

Advertisement

“Suatu saat nanti saya berkeyakinan Indonesia jadi raja energi hijau dunia dengan mengembangan biodiesel, bioavtur dari sawit, bioetanol dari tebu sekaligus kemandirian gula,” katanya saat menyampaikan visi pada Debat Cawapres 2024.

Lalu apa sebenarnya CCS? Secara spesifik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejatinya telah menerbitkan aturan yang menjadi payung hukum penerapan teknologi carbon capture atau CCS atau carbon capture utilization and storage (CCUS) di Indonesia yang termuat dalam Peraturan Menteri ESDM No.2/2023 tentang Penyelenggaraan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon, serta Penangkapan, Pemanfaatan dan Penyimpanan Karbon pada Kegiatan Usaha Hulu Migas.

Beleid yang diteken pada 2 Maret 2023 ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan sektor migas yang rendah emisi dan mendorong peningkatan produksi di sektor hulu migas. Pembahasan Permen ESDM ini melalui proses panjang dan melibatkan pelbagai pihak terkait.

CCS sengaja dilontarkan Gibran karena isu ini memiliki peluang bisnis yang besar di Indonesia. Hal ini seturut dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut pemerintah tengah membidik peluang bisnis baru berupa penyimpanan karbon/CCS di Indonesia. Apalagi, potensi penyimpanan karbon milik Indonesia hingga 400 gigaton CO2. Dengan jumlah tersebut Indonesia merupakan negara yang cukup kaya.

"Saya kira mungkin beberapa triliun US dolar dan kita terbesar mungkin di dunia sehingga 10-20 tahun ke depan itu adalah proyek yang sangat besar, dan ini harus anak-anak muda yang mengerjakannya tidak bisa generasi saya," kata Luhut dalam Program Kerja Kemenko Marves Tahun 2023 beserta Capaian dan Hasil Evaluasinya, dikutip Rabu (27/12/2023).

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Jodi Mahardi menyampaikan Indonesia mempunyai potensi untuk membangun industri hijau melalui teknologi. Pasalnya potensi penyimpanan karbon milik Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 400 gigaton. "Di Indonesia puncak perkiraan emisi gas rumah kaca pada 2030 di 1,5 juta co2e. Kalau kita hitung dari itu rentang waktu dengan emisi CO2 domestik itu puncaknya bisa berada di kisaran 322 sampai 482 per tahun," katanya.

Menurut Jodi pihaknya bersama dengan Kementerian terkait telah mengeluarkan peraturan perundang-undangan mengenai proyek CCS. Misalnya seperti Peraturan Menteri ESDM tahun 2023 tentang penyelenggaraan CCS di industri hulu migas. "Indonesia juga punya standar nasional yang mengatur penyimpan CO2. Saat ini kita juga sedang finalisasi, Permen 22/2023 khususnya untuk mengatur CCS lintas negara," katanya.

Sejak Menjadi Wali Kota

Rekam jejak Gibran mengatasi masalah isu lingkungan telah direalisasikan sejak menjabat menjadi Wali Kota Sol. "Bisa dicek rekam jejaknya, banyak kok terobosan-terobosan, inovasi-inovasi soal lingkungan di Solo. Tahun lalu Solo dapat penghargaan Adipura Kota Besar. Pengelolaan sampah dan RTH (Ruang Terbuka Hijau, red) di Solo itu salah satu yang terbaik," kata Komandan Tim Komunikasi Bravo TKN Prabowo-Gibran Budisatrio Djiwandono dalam keterangan tertulis, Selasa (16/1/2024).

Pimpinan Komisi IV DPR RI ini pun mencontohkan kepimpinan Gibran berinovasi mengelola sampah yang kerap jadi sumber masalah lingkungan hidup. "Di Solo ada teknologi yang bisa mengubah sampah jadi energi listrik. Itu kan inovasi. Di banyak tempat sampah sering jadi masalah lingkungan," ujarnya.

Teknologi yang dimaksud adalah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo atau dikenal sebagai PLTSa Solo. Generator listrik dengan teknologi plasma gasifikasi itu telah beroperasi secara resmi sejak Oktober 2023 seusai mendapatkan Sertifikat Laik Operasi (SLO). Dia menambahkan program penanganan sampah di Solo akan dikembangkan se-Indonesia bila Prabowo-Gibran memenangkan Pilpres 2024. "Pelestarian lingkungan hidup jadi salah satu dari 17 program prioritas Prabowo-Gibran. Jadi, apa yang berhasil Mas Gibran lakukan di Solo akan dikembangkan secara nasional, insyaallah kalau Prabowo-Gibran menang," terangnya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kementerian PPPA Prihatin Kasus Dugaan Kekerasan Seksual di UNU Gorontalo

News
| Minggu, 28 April 2024, 12:27 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement